Daun

Kamis, 18 September 2014

Proses Daur Air di Bumi


Assalamu’alaikum.. ^_^
        Kali ini Kacamata Pelangi Syifa’ menyuguhkan materi singkat (InsyaAllah bermakna) tentang daur air di Bumi, simak ya Sobat : ^_^

A.     PENGERTIAN DAUR AIR
Daur air merupakan suatu proses dimana air mengalami perputaran dari bumi ke atmosfer dan akan kembali ke bumi, hal itu terjadi secara terus – menerus melalui tahapan – tahapan sebagai berikut :
1.   Tahap evaporasi (penguapan)
Air yang berada di lautan, danau, dan sungai akan mengalami evaporasi atau penguapan karena adanya pengaruh suhu panas yang berasal dari sinar matahari.
2.   Tahap presipitasi (pengendapan)
Setelah air mengalami proses penguapan maka akan menghasilkan butir – butir uap air. Uap air tersebut akan naik serta berkumpul di udara dan lama – kelamaan udara tersebut akan penuh sehingga udara tidak mampu menampung uap air yang cukup banyak.
3.   Tahap kondensasi (pengembunan)
Dengan adanya perubahan suhu yang cukup dingin, uap air tersebut akan berubah menjadi titik – titik air membentuk awan (awan mendung). Titik – titik air yang membentuk awan tersebut akan turun menjadi hujan, dimana  air hujan tersebut akan mengalir ke sungai sampai ke laut dan menguap kembali. Hal tersebut terjadi secara terus menerus tanpa berhenti.
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAUR AIR
1)   Hutan yang gundul akibat penebangan hutan secara liar.
2)   Pembakaran hutan untuk membuka lahan perindustrian.
3)   Pembangunan jalan dengan pengaspalan baik di kota maupun di desa.
Kegiatan – kegiatan tersebut mempengaruhi proses penyerapan air ke dalam tanah, sehingga saat hujan tidak merasap ke dalam tanah melainkan akan menjadi bencana seperti banjir.
C. UPAYA PENGHEMATAN PADA AIR
ร˜  Menutup kran air segera setelah tempat penampungan air tersebut terisi penuh sehingga air tidak terbuang cuma – Cuma.
ร˜  Memanfaatkan air bekas cucian apapun kecuali air bekas yang sudah tercampur zat kimia seperti sabun, deterjen dan lainnya, untuk menyiram tanaman (mangga dan bunga – bunga ).
ร˜  Tidak mencuci kendaraan setiap hari, hal itu akan mengakibatkan pemborosan akan menggunakan air.
ร˜  Menggunakan air seperlunya saja tidak berlebih – lebihan dalam penggunaan air bersih.
Semoga Bermanfaat ^_^ Salam sehat ya Sobat..
Assalamu’alaikum.. ^_^

Kamis, 04 September 2014

“Membuat sediaan simplisia kering dan serbuk kering KENCUR”



Bismillahirrohmanirrohim..
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh..
Untuk kesempatan kali ini saya ingin mengulas sedikit ilmu tentang pelajaran Farmakognosi dengan materi “Membuat sediaan simplisia kering dan serbuk kering”. Kebetulan kelompok saya (kelompok 6) mendapatkan bahan baku rimpang kencur segar. Kelompok saya terdiri dari saya sendiri Virda Asy-Syifa’, dan rekan-rekan seperjuangan saya yang gemulai Alfianti Yuliandari, si imut Annita (imut seperti namanya yang singkat), si KD alias Kusuma Dewi Saraswati, dan Yovie teranyar alias Yofi Wahyu Aji. Kami semua adalah keluarga XIF yang bertempur habis-habisan di SMK Farmasi Surabaya untuk menjadi anak-anak sukses yang selalu membuat ayah ibuk kami meneteskan air mata haru.
Langsung saja ya. Sabtu, 23 Agustus 2014 kami memulai kegiatan kami untuk membuat sediaan yang terbuat dari rimpang kencur.
Bahan                              : 250 gram Rimpang kencur segar asli Indonesia tingting
Alat                                 :
o   Pisau
o   Telenan
o   Nampan
o   Tempeh
o   Sikat gigi
o   Seperangkat alat praktek yaitu jas lab, masker, sarung tangan, lap
o   Blander (untuk proses penyerbukan)
Cara Pembuatan Sediaan   :
1.    Memilih rimpang kencur yang segar yang berkualitas, tidak bulukan
2.    Menimbang rimpang segar seberat 250 gram
3.    Menyortir rimpang berdasarkan besar kecilnya
4.    Membersihkan rimpang dari gulma atau tanah liat yang menempel
5.    Mencuci rimpang dengan menyikat rimpang menggunakan sikat gigi dengan hati-hati air untuk mencuci harus mengalir agar tidak menambah kadar air dalam rimpang sehingga dapat mempercepat proses pembusukan walaupun sudah dikeringkan, jangan sampai ada kulit rimpang yang mengelupas, karena kulit rimpang mengandung senyawa yang sangat bermanfaat yaitu minyak atsiri
6.    Meniriskan simplisia yang telah selesai dicuci
7.    Menimbang rimpang untuk mengetahui bobot setelah melalui proses penyucian
8.    Merajang rimpang dengan cara membujur yaitu searah dengan ruas-ruas rimpang dengan ketebalan 3-5mm
9.    Menyortir rimpang sesuai dengan KW-nya. Kami menyepakati ada KW 1, 2, 3 dan 4
10. Menimbang bobot masing-masing KW
11. Menata rimpang di atas tempeh berdasarakan KWnya ditata dengan rapi (bila tempatnya minimalis boleh ditumpuk maksimal 2 rimpang dengan syarat harus diletakkan di antara renggangan rimpang. Mengapa tempeh? Mengapa tidak nampan? Karena renggangan dari tempeh sangat berguna sebagai jalan lewat angin selama proses pengeringan.
12. Meletakkan tempeh yang berisi rimpang tadi di rak pengeringan atau bila tidak memiliki rak pengeringan bisa juga tempeh ditutupi dengan kain hitam lalu di letakkan dibawah sinar matahari. Mengapa harus ditutupi kain hitam? Agar zat-zat yang berkhasiat terutama minyak atsiri tidak menguap karena proses pengeringan
13. Selama proses pengeringan, usahakan di waktu pagi dan siang kita membolak-balik rimpang yang sudah mulai mengering dan jangan lupa ditimbang untuk mengetahui apakah simplisia yang dibuat sudah mengalami berapa persen penyusutan jika sudah mengalami penyusutan sebanyak 10% maka harus segera diturunkan dari proses pengeringan. Proses pengeringan berlangsung selama kurang lebih 3 hari
14. Proses setelah menjadi simplisia.
o  Jika dikendaki menjadi sediaan simplisia kering maka langsung ditimbang dan dipacking
o  Jika dikehendaki menjadi sediaan serbuk kering maka stepnya adalah
1.    Blender simplisia kering hingga menjadi serbuk yang halus
2.    Ayaklah serbuk agar ukuran serbuk sesuai dengan derajat halus
3.    Timbang
4.    Kemaslah dengan rapi
5.    Cling.. ^_^ Inilah produk kami
          Sekian dari kelompok saya, mohon maaf bila ada proses yang belum kami dokumentasikan.
Semoga bermanfaat ^_^
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh..

Virda Asy-Syifa’